Pertemuan kita di kebun kopi

 

Pertemuan kita di kebun kopi

 

sepasang belibis bersayap ungu

mencuri ingatan kita diam-diam

lalu menjatuhkannya penuh suka cita

bukan di lereng bersemak mulberry

tak jua di sela cemara tanah rendah basah

namun cukup di ranum kebun kopi

 

embun rebah di percik hujan senja

ranum biji kopi adalah balon warna-warni

tersangkut mimpi bidadari

diterbangkan jauh ke negeri pelangi

sebab kata-kata tak cukup lagi,

tumpukan batu bata merah tua, namun

menjelma jadi hangat cappuccino

di cangkir gerabah penenun pagi

 

bukankah itu memang cara kita menghirup

wangi perjumpaan?

tanpa tahu dari mana ia datang

dengan apa dia tercipta

 

maka jadilah pesta kita tanpa semak-semak sepi

di bening embun menggantung rasi pandoria

bukan dari gugusan lentera angkasa

tetapi hanya gurauanku akan angan yang tiba-tiba menyatu tak terduga

 

hanya saja kita harus segera pulang

mengemas embun-embun dalam saku

serta daun-daun kering yang lupa disapu

menulis cemas dalam catatan

sambil duduk tak bisa pungkiri

kalau sajak bisa lahir semalam saja tanpa jeda

 

-2017-

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *