Entah, mengamati tingkah dan perilaku orang-orang di kereta sudah menjadi kebiasaan akhir-akhir ini. Walau nyatanya orang-orang seperti saya, sangat sulit untuk bercakap-cakap dengan orang lain, bahkan setahun tinggal di apartemen saja tidak memiliki kenalan. Berangkat menggunakan kereta, cukup datang ke stasiun, tunggu, kemudian naik. Begitu saja berulang-ulang. Bukan berarti tidak perduli, tidak ramah dan sebagainya, memang waktunya tidak memungkinkan, tetapi mengamati tetap menjadi proses yang saya suka.
Berdesakan di kereta di pagi hari adalah lumrah. Menyelipkan badan merupakan “seni” berkereta, yang akhir-akhir ini saya pelajari. Jika tidak demikian, jangan harap kereta kosong dan menyisahkan tempat duduk untuk kita. Untuk posisi berdiri, saya menelaah, ada beberapa tempat yang memudahkan kita keluar, berpegangan dan bersandar, salah satunya adalah pojokan di samping tempat duduk dekat dengan pintu keluar. Di sana ada tiang besi peyangga yang dapat digunakan untuk berpegangan/menahan badan. Nah, alhamdulillah pagi ini saya “bertengger” di sana.
Tak lama, ada tangan yang berpegangan di tempat yang sama dengan saya. Tangan bersih, putih, memiliki kuku-kuku yang cantik juga. Wajahnya tidak dapat saya lihat, kapan dia naik juga saya tidak tahu. Posisinya seakan memeluk saya dari belakang. Saya perhatikan tangan wanita ini, sesekali merenggang dari tiang besi penyangga, sesekali pula terlihat kuat cengramannya. Saya rasa, dorongan dan tekanan tubuh-tubuh di belakang serta kiri-kanannya membuat ia harus memosisikan diri untuk tetap bertahan pada posisinya. Butuh kekuatan ekstra saya kira untuk seorang wanita. Belum lagi, persoalan tinggi badan seperti saya yang harus berjuang untuk dapat “tepat” berdiri di bawah atau dekat dengan “gantungan pegangan untuk orang yang berdiri”—belum menemukan istilah tepatnya apa hehe…
Hal yang dapat saya simpulkan sebenarnya berkaitan dengan kehidupan, yaitu genggaman yang kuat sekalipun akan terlepas juga jika banyak dorongan dan tekanan dari sekitarnya. Seberapapun usaha kita untuk bertahan, namun situasi dapat mengubahnya.