Provinsi di Indonesia berjumlah tiga puluh empat, salah satunya di pulau Sumatra terdapat provinsi Bengkulu. Provinsi Bengkulu dikenal dengan sebutan bumi Raflesia. Hal ini dikarenakan bunga raflesia pertama kali ditemukan di provinsi ini. Bunga raflesia merupakan bunga langka yang tumbuh di daerah pegunungan antara kota Bengkulu dan kabupaten Rejang Lebong. Selain dikenal dengan endemik raflesia, Bengkulu juga dikenal dengan makanan bercitra rasa tinggi dan khas. Salah satunya adalah lempok durian.
Lempok durian adalah nama makanan khas Bengkulu yang berbahan dasar durian. Lempok banyak dijual pedagang oleh-oleh di sekitar wilayah Anggut Atas kota Bengkulu. Setiap wisatawan yang berkunjung ke Bengkulu, jarang melewatkan untuk membeli makanan ini. Dijual dengan ukuran berbeda. Ada yang kemasan kecil, ada juga yang kemasan besar. Harganya cukup terjangkau. Setiap saat, jika ingin membeli lempok, selalu tersedia. Hal ini dikarenakan, lempok cukup tahan lama hingga dikonsumsi. Selain itu, bila musim durian tiba, dapat menyuplai bahan baku yang cukup selama kurun waktu tertentu.
Bahan untuk membuat lempok durian yaitu daging durian, gula, dan garam. Cara membuatnya sangatlah mudah, semua bahan disatukan dan dipanaskan. Diaduk dengan api kecil, hingga tiga jam lebih atau sampai adonan mengental. Tunggu adonan tersebut dingin. Kemudian, baru dimasukkan ke dalam plastik kemasan. Proses pengadukan adalah proses yang paling lama dilakukan dalam menghasilkan makanan lempok ini. Untuk kondisi-kondisi tertentu, butuh waktu lebih dari tiga jam agar adonan mengental. Keterampilan dalam mengaduk juga perlu diperhatikan, karena bila asal, bagian bawah adonan bisa hangus, dan hal ini akan berimbas pada aroma dan rasa lempok.
Lempok durian umumnya dibuat oleh ibu-ibu rumah tangga. Produksi ini disebut produksi rumah tangga atau industri kecil. Dari industri kecil inilah kemudian lempok durian dijual dan didistribusikan kepada pedagang oleh-oleh khas Bengkulu.
Selain sebagai oleh-oleh dan jajanan pasar, lempok durian juga dikonsumsi warga Indonesia di luar negeri. Beberapa, ada yang mengirimkan langsung kepada rekannya. Karena lempok durian ini cukup awet dan tahan lama, sehingga tidak mudah basi atau rusak ketika dikirim.
(sumber tulisan ini adalah buku terpilih Gerakan Literasi Nasional 2017, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud, yang berjudul “Masakan Bumi Raflesia”, karya Ira Diana)