
Dr. Ahmad Yani Basuki, M.Si.
Sensor mandiri merupakan gerakan literasi kepada masyarakat agar cerdas memilih film sesuai klasifikasi usia yang telah ditentukan. Hal itu disampaikan oleh Ketua Lembaga Sensor Film, Dr. A. Yani Basuki, M.Si., saat menjadi narasumber pada acara Sosialisasi Budaya Sensor Mandiri di Gedung Auditorium IAIN Syaikh Abdurrahman Siddiq, Bangka Belitung, pada Senin, (8/4/2019).

Peserta Sosialisasi Budaya Sensor Mandiri
Di hadapan peserta, ia mengatakan film memiliki nilai strategis yang mampu memengaruhi khalayak. Beberapa kasus menunjukkan bahwa film mampu membuat seseorang terinspirasi untuk melakukan sesuatu. Dalam hal ini, penting bagi masyarakat agar bijak dalam melihat film.
“Ada beberapa fungsi perfilman, di antaranya hiburan dan pendidikan. Film tidak dapat secara langsung dikategorikan baik atau buruk, melainkan harus ditelaah secara keseluruhan tema, konten, adegan, dan nuansa yang timbul dari film tersebut. Kami selalu memosisikan diri sebagai pelindung masyarakat dari kemungkinan efek negatif yang muncul, sekaligus mengajak produser film untuk menumbuhkan perfilman nasional,” paparnya.
Menurutnya, tidak semua film layak ditonton sehingga perlu untuk disensor dan diklasifikasikan sesuai usianya. Dampak menonton lebih besar dari membaca, dan beberapa kasus telah menunjukkannya. Namun, tidak semua masyarakat sadar akan hal itu. Lebih ironis lagi, jika ada orang tua yang memberikan kebebasan bagi anak untuk mengakses internet melalui smartphone, padahal tidak semua layak diakses atau ditonton.
“Sensor Mandiri adalah upaya dari Lembaga Sensor Film dalam menyikapi fenomena yang terjadi saat ini. Masyarakat lebih berminat untuk menonton dibandingkan dengan membaca, sehingga kesadaran untuk memilih dan memilah tontonan menjadi penting. Kami melihat film memiliki nilai strategis bagi karakter bangsa sehingga gerakan ini perlu disosialisasikan kepada semua pihak,” imbuhnya.
Acara dibuka secara resmi oleh rektor IAIN, Dr. Zayadi, M.Ag., dan dihadiri oleh peserta yang berasal dari kalangan pejabat kampus, mahasiswa, dan perwakilan dari berbagai komunitas.
Dalam sambutannya, ia mengatakan “Sosialisasi ini merupakan wawasan baru bagi mahasiswa dan peserta, saya berterima kasih kepada LSF telah hadir dan membagi informasinya. Perkembangan teknologi yang pesat seperti saat ini, tentu menjadikan masyarakat semakin waspada karena film dapat diakses melalui media apapun. Itulah perlunya kita menggemakan budaya sensor mandiri,”. (Red-msfi)