
sumber gambar: haibunda.com
Bagi pasangan yang baru menikah atau sudah menikah dan menantikan hadirnya seorang anak di keluarga, pasti menanti datangnya waktu/masa kehamilan. Kehamilan terjadi karena proses pembuahan. Pembuahan dapat terjadi bila sel telur bertemu dengan sel sperma. Apabila sudah ada pertemuan kedua sel tersebut, tidak serta merta langsung menjadi janin, karena membutuhkan proses lagi. Di antaranya, sel telur yang telah dibuahi oleh sel sperma harus berjalan melalui tuba falopi menuju rahim di mana nanti kandungan akan berkembang. Perjalanan inilah yang terkadang tidak sampai ke dalam rahim. Salah satunya akan berdampak terjadinya keguguran dini yang jarang diketahui oleh bunda.
Jadi, di sini aku mau berbagi pengalaman pada bunda semua mengenai keguguran dini ini. Jadi, pada beberapa waktu lalu, aku sempat telat haid. Setelah telat tiga hari, aku coba untuk testpack dan hasilnya dua garis dengan garis tanda kehamilan yang samar. Karena cukup ragu, aku akhirnya tes lagi dua hari kemudian dan hasilnya tetap sama, samar. Sempat bingung, kok samar begini? Sedangkan beberapa tanda hamil sudah mulai dirasakan. Cuma, memang tanda kehamilan sulit dibedakan dengan tanda mau akan datang bulan kan? Mana lagi, aku kepikiran beberapa bulan sebelumnya haidku juga tidak teratur karena hormon dan juga stress.
Akhirnya waktu telat semingguan lebih aku coba lagi untuk testpack dan hasilnya cuma garis satu. Sedih rasanya…. Berharap, tapi… ya sudahlah mungkin sudah jalannya. Namun, aku penasaran karena sempat samar dan aku tanyakan pada dokter di aplikasi Alodokter langgananku. Di situ, aku diberi penjelasan mengenai adanya kemungkinan keguguran dini.
Jadi keguguran dini atau disebut juga dengan istilah chemical pregnancy loss ini terjadi karena banyak sebab. Karena keguguran, artinya sudah terjadi pembuahan cuma tidak berhasil menempel di dalam rahim, sehingga akan luluh saat haid datang.
Faktor penyebabnya antara lain:
- Kualitas sperma dan sel telur, kalau kata dokterku ya…akhirnya calon janin gak sehat
- Adanya polip di dinding rahim sehingga mengganggu ketika sel telur yang berhasil dibuahi ini akan menempel
- Janin tidak berkembang secara normal
- Tingkat hormon rendah
Saat mengetahui penjelasan dokter itu, aku masih saja penasaran, apa iya seperti itu? Selain penasaran, mungkin lebih tepat dikatakan kalau aku berharap masih ada kemungkinan. Mungkin ini bukan hanya perasaanku saja, melainkan bunda yang sedang berharap datangnya seorang anak dalam kehidupan rumah tangganya. Pasti, bunda selalu berkosentrasi dan mencari tahu untuk informasi yang lebih akurat. Akhirnya langkah terakhir ya USG. Saat USG ini, aku memilih untuk USG transvaginal karena akan lebih jelas terlihat dibandingkan dengan USG abdonemal.
USG transvaginal dilakukan melalui jalan lahir atau vagina. Alat yang digunakan menyerupai penis yang diberi sarung/ alas plastik kalau tidak salah dan ditambah pelumas agar lebih mudah masuk ke dalam vagina. Saat itu diketahui belum ada sama sekali kantong kehamilan. Kami diminta datang lagi dua minggu berikutnya, karena kalau kehamilan masih baru kantong kehamilan memang belum terbentuk. Kabar baiknya, kondisi rahim baik dan tidak ada mioma atau sejenisnya. Selain itu, telah pernah terjadi pembuahan walaupun belum berakhir. Buat Bunda semua, aku sudah mencari tahu dari beberapa ulasan artikel dan juga penelitian, bahwa setelah terjadi chemical pregnancy ini, Bunda masih dapat hamil dengan normal.
Ternyata, kesimpulan yang disampaikan dokter melalui chat di aplikasi layanan kesehatan Alodokter memang benar adanya. Tak lama setelah USG, besoknya aku tuh haid, ada cukup banyak serta ada gumpalan darah mirip kelenjar. Akhirnya aku mengetahui ternyata ada istilah kehamilan positif palsu/ chemical pregnancy loss atau keguguran dini. Buat bunda yang pernah telat datang bulan, dan test pack positif lalu jadi negatif, kemungkinan juga mengalami hal yang sama. Tetap semangat ya untuk kita semua….
Apakah bisa hamil kembali?
Dari berbagai sumber menyatakan bahwa bisa hamil kembali setelah keguguran dini ini. Walau tidak perlu penanganan khusus atau intervensi medis, ada baiknya bunda tetap memeriksakan kesehatan ke dokter kandungan dan juga menerapkan pola hidup sehat baik bunda maupun suami.
Beberapa hal harus direlakan, dan lainnya harus disyukuri–Ira Diana