Lumut-lumut
lumut-lumut tak sengaja tumbuh
di lorong waktu sepi penghuni
isyarat hati yang digantungkan pada kita
lumut ditertawakan langit
seolah pertemuan Niks dan Hemera
singkat dipergantian siang dan malam
lumut barangkali kita, tak dianggap barangkali ia
tapi, rindu menyusup diam-diam
manisnya melekat pada lembar daun
siap dipanggang matahari
detak waktu bergegas mengingatkan
rumah-rumah dengan pintu terbuka
memanggil kita, begitu juga Tuhan
walau matahari menjadikan kita sehebat-hebatnya
tapi tempat kita hampa
sepakat menghapus jejak, meletakkan hati jauh, menguap di udara
pada lorong sepi tanpa cahaya
Kemudian ditenggelamkan oleh waktu
-Ira Diana-