Sumber foto: http://www.anime-now.com
Live Action Gintama
(Akankah mematahkan kutukan live action yang selalu gagal?)
Pencinta komik di Indonesia boleh dikatakan cukup banyak, dari siswa sekolahan, remaja hingga yang sudah bekerja. Beberapa komik terkenal yang beredar di kalangan masyarakat Indonesia, seperti Naruto, Shin Chan, Doraemon, Dragon Ball, One Piece dan sebagainya, memiliki fans tersendiri. Selain dikenal dalam bentuk manga atau komik, judul-judul tersebut juga dapat kita lihat dalam bentuk serial anime di TV. Beberapa sudah dijadikan film dan live action. Walau tidak dipungkiri, terkadang jalan cerita antara komik, anime maupun live action-nya terkadang sedikit berbeda.
Selain beberapa judul di atas, siapa yang tidak tahu seri manga Gintama yang terkenal dan terlaris di dunia bahkan di Indonesia? Karya mangaka Hideaki Sorachi AKA Gorilla ini, telah dibuat versi anime-nya, bahkan sudah mencapai ratusan episode, dan sekarang akan hadir dalam versi live action produksi Warner Bros (WB). Tidak tanggung-tanggung, WB yang merupakan rumah produksi keren ini akan menggarap live action Gintama dengan efek-efek yang canggih. Karena seperti diketahui, seri Gintama ini memadukan beberapa teknik dalam menggunakan samurai.
Latar cerita zaman Edo di mana ada tokoh Shimura Shinpachi ingin menjadi seorang samurai, sedangkan di masa itu tidak boleh lagi menggunakan samurai. Karena klan Amanto menjajah Edo serta melarang penggunaan samurai. Adegan awal di toko, di mana si Shinpachi bekerja terjadi keributan, Shinpachi dipukul dan terjatuh. Tiba-tiba datang Sakata Gintoki membantunya, seorang mantan samurai dan masih menggunakan kayu sebagai pengganti pedang di pinggangnya. Melihat Gintoki berkelahi tersebutlah, maka Shinpachi termotivasi menjadi pengikut Gintoki untuk menjadi samurai.
Walau cerita tentang samurai dan perkelahian, tetapi cerita Gintama ini konyol dan lucu. Persis seperti manga dan anime-nya. Unsur komedi sangat terasa pada live action. Harapannya live action ini tidak mengecewakan penontonnya, sebab beberapa film dan juga live action, baik yang digarap Jepang maupun Hollywood pun mengundang kekecewaan penonton, “gatol”—gagal total komentar fans. Sebut saja Dragon Ball Evolution produksi 20th Century Fox mengangkat karya Akira Toriyama, banyak penonton kecewa akan live action-nya karena dianggap tidak sesuai dengan manga dan anime-nya. Lain halnya dengan Attack of Titan, penonton kecewa karena karakter tokoh yang diubah.
Kembali pada live action Gintama, tentu harapan besar penonton, film ini tidak jauh beda dengan manga maupun anime-nya. Film ini juga sudah dinanti-nanti oleh penggemar Gintama di Indonesia. Shun Oguri didaulat untuk memerankan tokoh Gintoki Sataka, Kanna Hashimoto sebagai Kagura, dan Masaki Suda sebagai Shimura Shinpachi. Kolaborasi ketiganya dalam live action ini sangat apik, baik sebagai tim maupun pribadi ketokohan yang mumpuni sesuai dengan karakter yang ada di manga. Aktor dan aktris top dan ternama ini, setidaknya membuat fans berharap bahwa kutukan live action yang selalu gagal menjadi berbalik, memuaskan.
Menonton live action Gintama bagi orang awam yang tidak mengenal manga maupun anime-nya cukup terhibur dengan sajian film ini. Karena apa? Komedi yang disajikan tidak hambar dan sangat natural. Ini merupakan keberhasilan penggarapan tokoh manga menjadi live action, artinya dapat menerjemahkan candaan khas anime-nya tanpa masalah di film. Bagi yang sudah membaca manga atau menonton anime-nya pasti paham betul tentang karakter kocak dari Gintoki. Shun Oguri pun tidak canggung-canggung melakukan adegan mengupil di jalanan membuat penonton terpingkal-pingkal. Walau film ini berdurasi panjang sekitar dua jam lebih, tapi film ini tidak akan membosankan, baik yang baru pertama kenal Gintama maupun yang sudah kenal dengan manga dan anime-nya.
Di Jepang sendiri, live action Gintama meraih sukses besar di Box Office Jepang dan menjadi film live action Jepang paling sukses sejauh ini di tahun 2017. Dilansir dari crunchroll.com, telah diumumkan bahwa tiket untuk film ini telah terjual lebih dari 1,3 juta tiket dan memperoleh keuntungan sebesar 1,78 miliar yen hanya dalam kurun waktu 11 hari sejak diluncurkan.
Film live action Jepang dan Film Indonesia
Setelah membahas sedikit mengenai film live action Gintama dan beberapa film Jepang lainnya, tentu pertanyaan kita, bagaimana nasib film-film Indonesia, jika film asing begitu marak dan menjanjikan untuk menghibur masyarakat Indonesia? Penulis sendiri, meyakini, bahwa segmen setiap jenis film itu memiliki fans tersendiri. Film tanah air pun sangat antusias terus menerus diproduksi. Walau arahnya sekarang, sepertinya menjurus ke film-film jenis Horor, hal ini dikarenakan suksesnya film Danur membuat sineas mulai berpikiran kembali membuat film-film jenis ini. Sebut saja beberapa film yang bergendre sama, seperti Jailangkung, The Doll 2, Parakang dan masih banyak lagi.
Sumber foto: https://jabarekspres.com
Selain film horor, film komedi dan film drama percintaan tetap terus berproduksi, misal untuk film komedi, Warkop DKI reborn part 2 sudah siap tayang akhir Agustus 2017. Sukses pada part 1, tentu harapan itu akan terulang pada part 2. Begitu juga dengan film percintaan, akan tayang film dari novel dan puisi terkenal di Indonesia karya Sapardi Djoko Damono “Hujan Bulan Juni”.
Sumber foto:http://cdn0-a.production.images.static6.com
Kita perlu bangga dengan produksi film tanah air saat ini. Beberapa film menggarap film-film Biopik seperti Nyai Ahmad Dahlan. Ada film-film dokumenter yang menyajikan sisi lain Indonesia dan penuh unsur pengetahuan, seperti film Banda the Dark Forgotten Trail, Negeri Dongeng, dan Turah (memenangkan 3 kategori di beberapa film festival, salah satunya Singapore International Film Festival).
Harapan kita, film Indonesia semakin berkualitas dan berkembang serta menyejahterakan para pekerja film di tanah air.