MGMP Bahasa Indonesia Tangerang Selatan dalam menyambut bulan bahasa mengadakan serangkaian kegiatan, yaitu pelatihan menulis cerpen, puisi, esai dan mendongeng. Pelaksanaan kegiatan pelatihan dari tanggal 27 Oktober 2018, sedangkan kegiatan lomba akan dilaksanakan pada tanggal 3 November 2018. Sasaran kegiatan ini adalah pendidik, mulai dari guru TK, SD, SMP, SMA/SMK. Tema yang diusung “Martabatkan Bahasa dan Sastra Indonesia, Satukan Kebinekaan”.
Peserta yang mendaftar dan hadir pada kegiatan awal pelatihan berjumlah kurang lebih enam puluh orang. Peserta ini tidak hanya didominasi oleh guru-guru bahasa Indonesia saja, melainkan dari kalangan pelajar dan guru bidang studi lainnya.
Pelatihan menulis cerpen, puisi dan esai diisi oleh Ira Diana. Narasumber ini dipilih karena berbagai karya dan genre menulis Ira. Ira Diana sendiri dikenal sebagai penulis Indonesia yang menulis banyak jenis tulisan, sebut saja Novel Lisa San No Machigatta Koi (Novel ini dijadikan sebagai rujukan dalam sebuah penelitian di Universitas Bung Hatta), Nove The Secret Of Donuts, Kumpulan Puisi “Lumut”, Kumpulan Puisi “Cengkeraman Bumi”, Kumpulan Haiku “Embara Embun Mimpi”, Naskah Drama “Surat” (Merupakan buku pengayaan sayembara Puskurbuk 2013), beberapa kumpulan cerpen, buku PAUD, Masakan Bumi Raflesia (Buku Gerakan Literasi Nasional 2017), Mengenal Rumah Adat Lebong (Buku Gerakan Literasi Nasional 2018) dan masih banyak lagi.
Pada pelaksanaan pelatihan menulis, Ira Diana membacakan beberapa karya puisi yang telah dibukukan. Hal ini, dilakukan untuk memotivasi guru-guru agar menyukai sastra khususnya puisi. Puisi, menurut Ira, sangat sedikit diminati daripada cabang sastra lainnya. Pelatihan ini mengedepankan komunikasi dua arah, peserta banyak bertanya dan sangat antusias. Selain bertanya, unjuk kebolehan membaca karya sendiri pun dilakukan guru-guru Tangerang Selatan.
Ketua panitia pelaksana kegiatan bulan bahasa ibu Lucia Andriyani, mengatakan bahwa kegiatan tahun ini berbeda dengan tahun lalu yang menyasar siswa sebagai peserta kegiatan. Sudah selayaknya guru sebagai tonggak berlangsungnya pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah mendapatkan fasilitas dan pengetahuan yang lebih. Lebih jauh, Lusia berharap, hasil dari kegiatan ini adalah penerbitan karya yang dihasilkan oleh guru-guru peserta pelatihan.