Pandemi corona yang melanda Indonesia sejak Februari lalu, menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi masyarakat. Masyarakat dihadapkan pada pilihan untuk harus berada di rumah saja dalam waktu yang tidak pasti. Saat artikel ini dituliskan, jumlah kasus positif corona di Indonesia mencapai angka 6.248. Pada data tersebut artinya ada 325 kasus baru dari hari sebelumnya. Corona tidak dapat dianggap sebagai kasus yang mudah ditangani, negara-negara maju lainnya pun berjibaku menghadapi masalah ini. Dengan bertambahnya kasus baru tiap harinya, menjadikan masa stay at home sesuai anjuran pemerintah pun bertambah. Setidaknya saat ini telah diberlakukan 2×14 hari untuk belajar, bekerja dan beribadah dari rumah. Persoalan diam saja di rumah ini ternyata bukan perkara mudah, banyak problem lain yang timbul karenanya. Menyesuaikan kebiasaan baru hingga masalah ekonomi tiap keluarga menjadi hal serius yang perlu kita bahas. Berikut beberapa persoalan yang terjadi selama WFH dan stay at home.
- Kebosanan
Hal pertama yang menghampiri pastilah rasa kebosanan. Tak hanya menjangkiti orang yang terbiasa bekerja, melainkan juga anak-anak. Anak-anak yang biasa setiap hari berinteraksi dengan temannya mendadak menjadi individual. Mereka lambat laun merindukan suasana berkumpul dengan teman, bermain, hangout, les dan melakukan aktivitas lainnya. Begitu pun dengan orang dewasa yang terbiasa bekerja sebagai sebuah rutinintas tentulah tidak mudah untuk menyesuaikan kebiasaan dengan tinggal dan berdiam diri saja di rumah. Awalnya mungkin ada rasa bahagia bisa di rumah saja dan terhindar dari kemacetan atau pun rutinitas yang menyebalkan, tapi bertambahnya waktu, di rumah saja pastilah timbul rasa bosan.
- Kehilangan Pekerjaan
Pilihan Stay at Home tidak otomatis membuat para pekerja menjadi senang. Ada beberapa jenis pekerjaan yang akhirnya gulung tikar dan menutup usahanya dalam waktu lama yang mengakibatkan perusahaan harus mem-PHK karyawannya. Ada juga jenis pekerjaan yang menurun dan tidak dibutuhkan lagi sebagaimana mestinya. Sebagai contoh, untuk ojek online hanya dapat mengangkut barang saja selama diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Belum lagi toko yang gulung tikar, membuat karyawan dipecat secara sepihak, sama halnya dengan pedagang kaki lima yang terpaksa tutup total karena tidak ada orang yang membeli. Pegawai hotel/penginapan karyawan café, karyawan objek wisata rentan untuk diberhentikan serta masih banyak contoh pekerjaan lainnya yang berimbas akibat virus ini.
- Pengeluaran Membengkak
Alih-alih di rumah dapat menghemat pengeluaran, bagi sebagian orang di rumah membuat pengeluaran utamanya budgeting dalam membeli bahan makanan menjadi meningkat. Karena berada di rumah saja, otomatis seluruh anggota keluarga makan di rumah dan bisa berkali-kali dibandingkan biasanya. Hal ini bisa karena tidak ada kerjaan lain, jadinya makan, tidur, nonton TV dan santai-santai.
- Emosi Meningkat
Kesiapan tiap orang berbeda-beda dalam menyikapi musibah yang datang tiba-tiba. Rasa takut tertular virus, kematian bahkan persoalan kehilangan pekerjaan, kebosanan dan penyesuaian lainnya membuat sebagaian orang tidak dapat mengendalikan emosinya.
- Stres
Bila emosi meningkat, lama-lama membuat orang menjadi stres. Ketika stres, Anda perlu didampingi oleh orang yang tepat sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan dan Anda dapat pertolongan segera.
Apa yang harus dilakukan agar terhindar dari masalah-masalah yang timbul karena WFH dan Stay at Home? Berikut saya paparkan beberapa hal yang dapat dilakukan dalam menyiasati masalah yang ada.
- Berpikir Positif
Berpikir positif adalah langkah awal dan yang paling utama. Dengan berpikir positif, Anda dapat melakukan aktivitas dan berpikir dengan benar. Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam membangun pola pikir positif di masa pandemi adalah
- Corona pasti berlalu
Tanamkan dalam diri sendiri bahwa wabah ini akan berakhir, Anda dan keluarga sehat-sehat selalu. Terapkan pola hidup sehat, patuhi anjuran pemerintah, menjaga jarak, jaga kebersihan dan berkomunikasi intens dengan anggota keluarga.
- Kurangi konsumsi berita mengenai Corona
Informasi mengenai corona memang perlu diketahui, namun batasilah. Agar Anda dan keluarga terhindar dari perasaan sedih, tertekan dan takut. Pilihlah berita dengan melihat sumber yang jelas.
- Cari Alternatif Kegiatan di Rumah
Apabila kebosanan melanda, ubahlah pola aktivitas di rumah. Sepakati dengan anggota keluarga yang lainnya. Anda dan keluarga yang terbiasa dengan aktivitas menonton TV dan bersantai perlu pula sesekali aktivitas di luar ruangan, misalnya di teras rumah, halaman belakang rumah atau sekadar jalan di depan rumah. Hal ini untuk menciptakan suasana yang berbeda dan membuat mood menjadi baik.
- Olah Raga Ringan
Walaupun di rumah saja, usahakan untuk tiap hari rutin melakukan olah raga. Anda bisa memilih olah raga ringan, misalnya yoga atau lari pagi di seputaran rumah/kompleks.
- Alternatif Peluang Usaha
Bagi yang terkena dampak PHK, maka Anda perlu memikirkan untuk mencari alternatif peluang usaha lainnya disesuaikan dengan kemampuan dan modal yang ada. Berlama-lama meratapi nasib tentulah tidak baik, Anda harus segera bangkit dan memikirkan alternatif tadi. Selain membuka usaha di rumah, mencari job online dapat dilakukan dan menjadi salah satu solusi.
- Kontrol Emosi dengan Ibadah dan Meditasi
Beribadah mendekatkan diri kepada Tuhan membuat hati Anda tenang. Selain merasa lebih ikhlas dalam menghadapi musibah ini, Anda dapat menumbuhkan rasa syukur bahwa dalam menghadapi pandemi ini, Anda masih diberi kesehatan dan dapat berkumpul dengan keluarga walaupun hanya di rumah saja. Meditasi juga dapat dilakukan untuk berbicara pada diri sendiri, menumbuhkan semangat, meningkatkan pikiran-pikiran positif dan jiwa menjadi tenang.